Ada orang bijak bilang, “Setidaknya sekali dalam seumur
hidup, buatlah satu buku.” Buku disini maksudnya kita menulis sebuah karya
tulis berbentuk buku yang dicetak dan dibaca untuk umum. Tentunya skripsi, thesis,
dan proposal ga termasuk ya :D
Iya kalau dilihat-lihat, orang-orang besar yang saya tahu
kebanyakan punya kesamaan memiliki 2 kemampuan, yaitu kemampuan menulis buku
dan kemampuan berkomunikasi / public speaking. Misalnya Soekarno, Buya Hamka, Aa
Gym, Jamil Azzaini, Tung Desem Waringin, dll..
Melalui buku yang ditulis, ilmu atau ide yang
dimiliki bisa dibagikan walaupun penulisnya sudah tidak ada. Buku yang dia
tulis bisa menginspirasi banyak orang dan menjadi warisan berharga bagi sesama. Selain itu melalui kemampuan public speaking, dia
bisa mempengaruhi orang lain dengan ide-ide yang dia miliki. Tidak heran jika seseorang
mempunyai 2 kemampuan itu sekaligus, maka hampir dipastikan dia bisa menjadi
orang besar.
Ngomong-ngomong soal menulis, kadang kita suka berpikir kemampuan
ini soal bakat atau apa? Atau masalah IQ? Buat pemula, kadang ada perasaan takut juga saat
kita mulai menulis. Takut tulisan kita tidak bagus, dianggap tidak penting,
dll.. Kalau sudah begini, orang yang memiliki cita-cita menulis buku akan
berakhir sekedar cita-cita saja, alias tidak terealisasi karena tidak berani
memulai.
Padahal kalau menurut sebuah quote yang pernah saya dapat, “Setiap
profesional, pada awalnya juga seorang amatir.” Penulis-penulis hebat sekalipun, saya
yakin, pada awal ‘karir menulis’-nya juga kualitas tulisannya tidak langsung
bagus. Ada proses belajar yang harus dilewati. Jadi ya nikmati saja prosesnya.
Beberapa tips menulis yang pernah saya dapat:
- Buang jauh-jauh ketakutan dan mental blocking itu. Nikmati saja prosesnya, mau dikritik seperti apa juga tulisan kita. Kualitas penulisan akan meningkat dengan sendirinya seiring bertambahnya jam terbang.
- Niatkan menulis itu untuk menyampaikan ide yang kita miliki dan kita yakin ide itu bisa memberi manfaat bagi pembaca.
- Jadikan menulis sebagai habit. Ini ada kaitannya dengan jam terbang tadi.
- Perbanyak ‘pustaka’ sebagai pembanding dan sumber inspirasi penulisan. Kalau mau jadi penulis buku, ya harus banyak baca buku orang lain. Dengan sendirinya gaya menulis para penulis sukses ikut mempengaruhi kita. Belum lagi ilmu yang kita dapat dari mereka. Mau jadi terbaik? Belajarlah dari yang terbaik.
- Terus coba dan evaluasi. Jangan takut gagal.
Terus terang, saya mungkin cuma baru tahu sebatas teori,
karena saya juga lagi menjalani prosesnya. Semoga awal tahun depan bisa terbit buku
yang ingin saya tulis (mohon doanya ^^ ). Dan blog ini adalah salah satu cara saya melatih
kemampuan saya dalam menulis.
Semoga bermanfaat sharing-nya :)
picture: fatherroderick.com
No comments:
Post a Comment