Melihat teman-teman bisa lebih sukses dari saya, tentunya saya
ikut berbahagia. I'm happy for them. Tapi tidak bisa dipungkiri kadang ada rasa iri, mengapa saya belum
bisa mencapai apa yang mereka capai. Dan terus terang kadang terasa sedikit
mengintimidasi juga jadinya perasaan ini :D
Ya, kalau ‘melihat ke atas’ terus bisa dibilang tidak akan
ada habisnya. Seringkali membuat kita menyesali langkah-langkah yang salah yang
pernah kita ambil dulu, yang membuat kita menjadi tertinggal dari orang-orang
yang kita pandang lebih sukses duluan. Tapi mau gimana lagi, people makes
mistake, bruv :)
Kalau didiamkan begitu saja, perasaan seperti akan menjadi
kontra produktif. Bisa bikin depresi. Akan membuat kita tidak menghargai apa
yang sudah kita miliki. Membuat kita tidak bisa melihat sisi terang kehidupan.
Padahal kata sebuah penelitian, orang yang beruntung itu
adalah yang orang pikirannya diisi dengan rasa dirinya bahagia dan optimis. Masalahnya,
bagaimana merasa bahagia dan optimis kalau yang mendominasi pikiran adalah
perasaan depresi dan menyesali diri? Kata trainer NLP, "Yang namanya kegagalan itu
tidak ada, yang ada adalah belajar."
Jadi langkah awalnya bisa berangkat dari rasa bersyukur atau
gratitude. Kalau saya pribadi, saya merasa bersyukur dikaruniai nikmat iman
akan Islam. Walaupun ibadah saya belum bagus dan kadang masih begajulan, tapi kalau ada tawaran
untuk menukarkan iman saya dengan mobil Ferrari seri terbaru dan termahal pun,
tidak akan saya ambil :D. Semoga bisa tetap istiqomah.
Selain itu saya juga bersyukur dikaruniai anak yang cantik
dan sehat. Belum lagi nikmat masih bisa hidup, masih bisa memperbaiki kesalahan
yang pernah dibuat, masih dikasih kesempatan untuk mengumpulkan bekal di akherat.
Jadi masih ada harapan bagi saya untuk bisa husnul khotimah. Padahal di sisi
lain, beberapa teman saya yang seumuran sudah ada yang meninggal.
Ya, jalan hidup masing-masing kita mungkin berbeda. Hanya
karena memiliki harta lebih banyak bukan berarti hidup lebih baik. Tapi bukan berarti jadi alasan untuk bermalas-malasan dalam bekerja juga sih. Ingat akan
sebuah hadits, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia
lain.” Jadi seberapa besar manfaat yang telah kita bagikan bagi sesama?
Orang bijak bilang, “Kalau kita menyesali
hari-hari yang terlalu berlalu, dan takut akan hari yang akan datang, maka kita
tidak punya hari ini untuk dijalani.”
*iseng ngetik buat jadi penyemangat dan pengingat diri, sambil nungguin bola final liga Champion, Barcelona vs Juventus. Siapapun yang menang, saya ikut senang. Semoga permainannya menarik buat ditonton :) *
No comments:
Post a Comment